SAINS ITU MENYENANGKAN

Runing Trial.....Jack Pump



SAINS ITU MENYENANGKAN


“Itu benar-benar magis…. Saat matahari tertutup bulan, dan bumi berubah dari terang menjadi gelap,” ujar Avivah Yamani, menggambarkan peristiwa gerhana matahari total yang ia saksikan di sisi terluar Halmahera Timur.



Pada 9 Maret lalu, Indonesia menjadi tuan rumah satu-satunya untuk hajatan gerhana matahari total. Momen langka ini bisa disaksikan di duabelas provinsi Indonesia.



Avivah telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut peristiwa ini sejak setahun sebelumnya. “Ini gerhana matahari total pertama bagi saya,” ujarnya. Ia dan timnya di  langitselatan berburu ‘kegelapan’ ke Maba, Maluku. Berduabelas, mereka mula-mula terbang ke Ternate, lalu menyeberang  lautan  dengan speedboat menuju Sofifi, disambung perjalanan darat selama 9 jam hingga tiba di Maba, daerah terpencil di Halmahera Timur.  “Arah timur Maba adalah laut lepas ke Samudera Pacific,” ujarnya.



Di Maba, Avivah dan kawan-kawannya tak hanya mengejar gerhana. Mereka memberi edukasi kepada masyarakat tentang astronomi. Gerhana merupakan salah satu moment yang tepat untuk memberi pemahaman tentang pergerakan alam semesta. Timnya juga membagikan teleskop, kacamata gerhana, dan bersama siswa membuat alat sederhana untuk mengamati gerhana. Avivah menerjemahkan sains dengan mengajak masyarakat di Maba untuk bersama-sama mengamati gerhana -- tanpa kekhawatiran.



Edukasi astronomi sesungguhnya telah lama ia lakukan. Avivah kerap menjadi guru tamu di sekolah-sekolah untuk memberikan informasi tentang astronomi. Pada tahun 2012, ia mendirikan klub astronomi di Ambon bekerja sama dengan yayasan pendidikan setempat. Ia juga menggunakan media untuk menyebarkan ilmu langit, salah satunya lewat langitselatan.com. Di situs yang ia dirikan tahun 2007, hal-hal rumit dan rinci tentang astronomi diuraikan dengan gamblang dan mudah dipahami. Situs ini bahkan membuat link khusus tentang gerhana 2016 yaitu gerhana.info. Di tengah gegap gempita menyambut gerhana lalu, langitselatan ‘panen’ pengunjung yang ingin berburu informasi mengenai gerhana.




Kami berbincang dengan Avivah Yamani di sebuah kafe di Bandung, sepulangnya ia dari Maba. Berikut petikan perbincangan dengan Vivi, tentang gerhana, langitselatan.com, dan tentu saja astronomi.



# Akhirnya, perburuan gerhana usai…



Ya, itu tiga menit yang luar biasa. Sensasinya hanya bisa dirasakan jika mengalaminya. Saya sempat bertanya ke teman Australia, kenapa kamu ngejar gerhana? Dan dia cuma bilang, “Aku nggak bisa jelasin, sulit diungkapkan dengan kata-kata.”



# Kabarnya waktu itu di Maba, hujan?



Sempat hujan. Tapi kami harus selalu siap dengan perubahan cuaca yang mendadak. Gerhana di Maba terjadi pukul 8.20 WIT. Nah, pukul 07.00 WIT pagi, awan tebal diiringi oleh pergerakan angin. Kami sempat berpikir, wah ini nggak bakal dapet (gerhana). Terlintas ide bahwa kami harus kejar-kejaran dengan awan, dengan pindah ke kota lain. Dan memang di area lain di Halmahera Timur, misalnya di Subaim, cuaca cerah.



Kejar-kejaran seperti itu biasa jika ada peristiwa alam. Misalnya gerhana terjadi di Amerika, yang berupa dataran, mungkin kami juga akan mengejar gerhana…



Tapi, niat itu kami urungkan, karena kami tidak mungkin meninggalkan masyarakat yang sudah antusias ingin mengamati gerhana bersama kami. The show must go on…



# Jadi apa yang berhasil diamati?



Awannya lumayan tebal saat itu. Kontak pertama kami tidak bisa dapat, tapi kami dapat saat tahap gerhana sebagian. Saat gerhana total kami dapat, meski masih ada awan tipis. Bailey beads kami juga berhasil dapat. Diamod ring bahkan bisa kami lihat dengan mata kepala telanjang. Lalu korona juga sempat terlihat sebagian. Awan saat itu menjadi filter alami yang menyaring sinar matahari cukup banyak. Saya sempat bilang untuk buka filter teleskop.



# Ke Maba, bawa peralatan apa saja?



Kami membawa 3 teleskop yang dilengkapi filter dengan berat masing-masing sekitar 5 kg, bahkan ada yang 10 kg. Juga 20 teleskop You Are Galileo!. Kami juga membawa kacamata gerhana sebanyak 800 buah, 2 solar scope, reflektor dan refraktor. Kira-kira berat peralatan astronomi yang kami bawa adalah 100 kg.



# Bagaimana membawa perlengkapan seperti itu menyeberangi laut? Bukankah gelombang dari Ternate menuju Sofifi cukup dahsyat?



Ya, ombaknya memang gila-gilaan di sana. Tapi, kalau menyeberang pagi, di bawah pukul 1 siang, ombak tidak terlalu tinggi. Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi, ombak lumayan tenang.  Seluruh teleskop kami masukan dalam peti, semacam koper dari Krisbow. Kotaknya sendiri sudah aman, dan di dalamnya juga kami beri busa.



#  Kenapa Maba?



Maba berada tepat di garis tengah gerhana. Umumnya mereka yang ke Maba memang yang ingin melihat gerhana paling lama. Maba bukanlah daerah yang sudah dibuka seperti lokasi gerhana lain misalnya Palu, Bangka Belitung, Palembang. Kalau daerah lain akomodasinya mudah. Untuk edukasi, itu juga yang membuat kami memilih Maba sebagai tempat mengamati gerhana.



# Edukasi seperti apa?



Maluku Utara, khususnya Maba, merupakan wilayah terpencil di ujung timur yang berhadapan dengan lautan Pacific dengan transportasi yang tidak mudah. Sehingga, akses informasi tentang sains tidak banyak.



Event gerhana ini adalah kesempatan untuk mengenalkan sains kepada masyarakat di sana, membentuk awareness, dan menjadikan sebuah trigger bahwa sains itu menyenangkan.  Astronomi menjadi gerbang mereka mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan, baik sains murni, teknologi, sejarah dan masyarakat.  Tidak harus pada akhirnya mereka menjadi astronom.



Sebelum hari H, di SMKN 1 Maba kami mengadakan semacam seminar singkat ke siswa dan guru tentang gerhana secara umum, pergerakan matahari dan bulan, dan cara mengamati gerhana secara aman. Kami juga bersama-sama membuat pinhole projector, alat-alat sederhana untuk mengamati gerhana.



# Tapi nampaknya pariwisata yang lebih didengungkan oleh banyak pihak, ketimbang soal sains atau astronomi....



Sebenarnya kalau bisa dibilang, hampir semua gerhana matahari total pasti pariwisata yang ditonjolkan. Karena di sana ada kesempatan saat orang berbondong-bondong datang ke satu tempat untuk melihat peristiwa selama tiga menit.



# By the way, bagaimana awal berdirinya langit selatan?



Ide dasarnya adalah, informasi tentang astronomi tidak banyak. Saat ide langit selatan muncul sekitar 2000 awal, belum ada media online, semua masih lewat cetak. Berapa sih tulisan astronomi yang masuk media cetak? Satu minggu sekali saja sudah bagus banget, dan hanya di media tertentu seperti Kompas dan Tempo. Intinya, kami ingin memberi informasi yang benar tentang astronomi.



# Apa contoh kasus misinformasi astronomi?



Tahun 2003 ada hoak yang hingga hari ini masih berlangsung bahwa Mars dan bulan akan tampak seperti dua bulan kembar di angkasa. Lalu soal transit Venus yang menyebabkan planetarium dan Boscha diserbu pengunjung.



# Lalu?



Dari sana, kami berpikir bahwa informasi yang benar harus ada. Tahun 2003, kami, 10 orang, sempat membuat majalah Centaurus, yang hanya sekali terbit. Hahahha….ini terlalu idealis buat kami yang saat itu baru lulus. Menulis untuk masyarakat tidak segampang Anda membuat paper.  Sekali nulis, astronom bikin berbelas-belas halaman. Ngeditna kumaha eta?



Lalu sempat bikin online, Centaurus.com, yang ternyata gagal. Sistem waktu itu belum seperti sekarang. Spamnya banyak. Tahun 2007 kami putuskan untuk membuat langitselatan.com.



# Kenapa namanya langitselatan dan centaurus?



Kami berada di Bandung, di bagian katulistiwa belahan selatan bumi. Langit yang kami lihat adalah langit selatan. Salah satu alasan didirikanya Boscha juga untuk melihat langit di bagian selatan. Kalau  centaurus, idenya, di kakinya ada rasi selatan. Centaurus itu rasi bintang yang khas di selatan.



# Saat gerhana kemarin informasi di langitselatan banyak dibuka orang…



Sejak tahun lalu kami menjelaskan bahwa 2016 ini akan ada gerhana. Kami memuat berbagai informasi tentang gerhana, seperti lokasi, waktu, bagaimana ke daerah-daerah tersebut, cara pengamatan yang benar, dan sebagainya. Lalu di 2016 kami membuat satu situs khusus gerhana yaitu gerhana.info yang juga kami terjemahkan dalam bahasa Inggris.



Banyak teman-teman dari luar negeri menanyakan berbagai info, seperti akomodasi, apa yang harus disiapkan, aturan bea cukai, regulasi untuk membawa barang masuk, dan sebagainya. Mereka juga kerap menghubungi kami dan menanyakan kontak orang di daerah yang dituju.



# Gerhana 2016 merupakan momentum langitselatan untuk dikenal masyarakat?



Momentum bagi langitselatan itu sendiri terjadi tahun 2009, saat Tahun Astronomi Internasional. Kami banyak mengadakan kegiatan di masyarakat. Lalu, tahun 2012 ketika film yang bercerita tentang kiamat diluncurkan, hahahah. Pengunjung penasaran untuk mengetahui kiamat itu seperti apa?



Kami menjelaskan kalau planet Nibiru itu adalah planet rekaan dari bangsa Sumeria dan tidak pernah ada. Dan tidak pernah ada juga planet ujug-ujug nabrak bumi. Juga tidak ada black hole ujug-ujug muncul dekat matahari. Atau ketika planet semuanya sejajar, lantas kita akan kiamat.



# Banyak pertanyaan aneh di langitselatan?



Selama masih relevan dengan sains akan kami jelaskan..



#Jadi berapa pengunjung langitselatan saat Gerhana 2016?



Gerhana 2016 memecahkan rekor tahun 2009. Pada minggu pertama Maret pengunjung langitselatan ada sekitar 100 ribu dan gerhana.info sekitar 130 ribu. Server kami beberapa kali sempat down. Kami kemarin akhirnya menaikkan memory, dan sebagainya.



# langitselatan bekerja sama dengan pihak mana saja?



Kami antara lain bekerja sama dengan Galileo Teacher Training Project yang berbasis di Eropa, Universe Awareness yang berbasis di Belanda, lalu Astronomer without Border, dan Sidewalk Astronomy.



Saat pengamatan gerhana 2016 kemarin, kami juga mendapat berbagai bantuan antara lain filter dan teleskop dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dan rekan astronom di Hongkong, kaca mata gerhana dari Cosmoquest dan Sidney Observatory, frame kaca mata dari alumni ITB 85, dan solar scope dari Australia. Pihak lain juga membantu, seperti Kementerian Pariwisata saat survey gerhana, dan Sriwijaya Air.



# Apa mimpi pribadi tentang Astronomi?



Saya ingin orang melihat sains bukan sebagai momok. Sains itu menyenangkan dan bisa dilakukan. Saya juga terlibat di South East Asian Young Astronomers Collaboration, jadi saya ingin ada banyak anak muda Indonesia yang mau terjun di astronomi dan menjadi astronom professional. Saya juga ingin agar anak muda terdorong menjadi peneliti, karena sains adalah bagian penting dari suatu Negara agar bisa maju. Punya sains dasar yang kuat itu akan menjadi pijakan yang kuat, sehingga kita tidak akan menjadi user.



# Apa benda yang wajib dimiliki astronom? Apakah astronom harus memiliki teleskop?



Tergantung. Astronom yang gemar pengamatan benda langit, teleskop adalah benda wajib yang ia mesti punya. Tapi ada juga yang focus di hal lain. Dulu saya bidangnya adalah ekstra solar planet, dan kajiannya membuat system dinamika solar planet. Jadi yang saya kerjakan adalah di computer dan kemampuan membuat program.







Ika Chandra W.



BUDAYA

Budaya itu bukan masalah benar dan salah .. itu adalah kearifan lokal dia terbentuk dari lingkungan lokal pemikiran lokal dan kebiasaan lokal
Jadi bukan untuk dijadikan alat kalkulasi nasional

Inspired
By Waroeng kopi
De'Camto





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik Ken Dedes : Antara Ambisi dan Wahyu

Musnahnya Wahhabi dan Bangkitnya Kembali Menjadi Kerajaan Arab Saudi

15 Kewajiban Anak Laki-Laki Terhadap Ibunya